Selasa, 02 September 2014

Dear Diary...

22 Agustus 2014, PPDAW Semarang.

            Mencintaimu sebatas doa…
            Ke manakah kuakan bisikan cinta? Masih tentang bayangan.

Hingga detik ini kan terus berputar di atas roda masa, ku takpernah bisa mengerti mengapa hati ini kian meresah sendiri. Beberapa kaum Adam menemuiku sebatas kata dan bertanya tentang hatiku. “Aku naksir kamu”, “Aku suka kamu”, “Aku akan menunggumu”, “Aku ingin meminangmu”, atau “Aku berharap sekali kepada kamu”. Ah, terlalu banyak yang harus kujawab dan takjarang kuabaikan satu persatu. Alasanku hanya satu, aku tak mungkin menerima dengan keadaanku yang sedang berjuang menuju ridho-Nya. Meski aku pun yakin hati ini tak mau berpijak ke lembah lain. Alasan itu kamu, ya.., bayanganku.
Alasan yang membawaku mengerti bahwa ketulusan hati merupakan satu hal yang sangat sulit kudapatkan. Mengandaikan bayangan yang suatu saat nanti menemani hari-hariku rasanya lebih indah daripada memikirkan cinta yang tak pasti. walaupun, kutahu bayangan itu juga tak pernah pasti. Aneh. Lebih tepatnya, cinta yang kugenggam ini bagaikan tameng, benteng untuk mempertahankan apa yang kugenggam sendiri. Terimakasih Bayangan…
Cinta yang singgah ini hanya bisa kuungkapkan melalui doa-doa dalam setiap sujud-sujudku, cinta yang diberi Sang MahaPenyayang ini hanya bisa kurasakan melalui do-doa itu. Memohon, ya, memohonkan yang terbaik untukmu. Melalui doa itulah aku mencintaimu…
Bayangan, dan aku sangat bersyukur.


Menyayangi Hewan Kesayangan Rasulullah                 Kucing merupakan hewan yang sering berada di sekitar kehidupan dan lingkungan manu...