22
Agustus 2014, PPDAW Semarang.
Mencintaimu sebatas doa…
Ke manakah kuakan bisikan cinta?
Masih tentang bayangan.
Hingga detik ini kan terus berputar di atas roda
masa, ku takpernah bisa mengerti mengapa hati ini kian meresah sendiri.
Beberapa kaum Adam menemuiku sebatas kata dan bertanya tentang hatiku. “Aku
naksir kamu”, “Aku suka kamu”, “Aku akan menunggumu”, “Aku ingin meminangmu”,
atau “Aku berharap sekali kepada kamu”. Ah, terlalu banyak yang harus kujawab
dan takjarang kuabaikan satu persatu. Alasanku hanya satu, aku tak mungkin
menerima dengan keadaanku yang sedang berjuang menuju ridho-Nya. Meski aku pun
yakin hati ini tak mau berpijak ke lembah lain. Alasan itu kamu, ya..,
bayanganku.
Alasan yang membawaku mengerti bahwa ketulusan
hati merupakan satu hal yang sangat sulit kudapatkan. Mengandaikan bayangan
yang suatu saat nanti menemani hari-hariku rasanya lebih indah daripada
memikirkan cinta yang tak pasti. walaupun, kutahu bayangan itu juga tak pernah
pasti. Aneh. Lebih tepatnya, cinta yang kugenggam ini bagaikan tameng, benteng
untuk mempertahankan apa yang kugenggam sendiri. Terimakasih Bayangan…
Cinta yang singgah ini hanya bisa kuungkapkan
melalui doa-doa dalam setiap sujud-sujudku, cinta yang diberi Sang MahaPenyayang
ini hanya bisa kurasakan melalui do-doa itu. Memohon, ya, memohonkan yang
terbaik untukmu. Melalui doa itulah aku mencintaimu…
Bayangan, dan aku sangat bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar